Manusia sebagai makhluk mukallaf dituntut oleh Sang Mukallif, Allah swt, untuk berpuasa pada waktu tertentu, bersikap hemat dalam hidup, dan bersyukur atas segala nikmat yang dikaruniakan padanya. Hal itu dapat dipahami dari adanya ancaman bagi orang-orang yang mendustakan nikmat Allah. Tentu saja perintah, larangan, dan ancaman tersebut tidak mungkin ada tanpa makna. Pasti ada hikmah dan rahasia di baliknya yang tidak atau belum kita ketahui.
Nah, agar lebih dan bersemangat dalam menunaikan taklif yang ada, serta agar dapat memaknai dan lebih menghayatinya, kita perlu mengetahui rahasia di balik puasa, hemat, dan syukur yang menjadi bagian dari tugas utama manusia dalam kehidupan dunia ini.